Studi AS: Omicron Tingkatkan Infeksi Saluran Pernapasan terhadap Bayi
Covid-19 varian Omicron sebabkan peningkatan mencolok kasus croup atau infeksi pernapasan terhadap bayi dan balita. Gejala berikut berlangsung sementara virus sebabkan pembengkakan terhadap saluran pernapasan sehingga bayi sulit bernafas.
Croup sebabkan batuk seperti gonggongan dan nada bernada tinggi terhadap pasien. Hal ini bisa disebabkan oleh sejumlah virus pernapasan yang sebabkan pembengkakan di kira-kira tenggorokan dan saluran bronkial yang mengarah ke paru-paru. “Ada gambaran yang terlampau memahami berasal dari sementara Omicron menjadi varian dominan sampai sementara kita menjadi lihat peningkatan kuantitas pasien croup,” kata pemimpin belajar berasal dari Departemen Pediatri Rumah Sakit Anak Boston Dr. Ryan Brewster dalam sebuah pernyataan, dikutip berasal dari Reuters terhadap Kamis (17/3) icd 10 isk .
BACA JUGA Menkes: Varian Anak Omicron BA.2 Mendominasi di Indonesia Advertisement Sebelum pandemi, hanya 5% berasal dari anak-anak bersama croup yang butuh rawat inap. Namun terhadap awal pandemi sampai pertengahan Januari 2022, dokter darurat di Rumah Sakit Anak Boston melindungi 75 anak bersama gejala ini.
Dari kuantitas itu, sebanyak 74 anak terinfeksi Covid-19. Kemudian, sebanyak 80% berasal dari kasus itu berlangsung sehabis Omicron menjadi beredar terhadap Desember 2021. How to Break Free From ‘Doom-Scrolling’ Sebagian besar anak-anak dirawat bersama steroid dan telah dipulangkan, namun, sebanyak 12% anak butuh rawat inap. Anak-anak berikut merupakan balita dan belum bisa terima vaksin corona. Dokter menemukan, anak-anak bersama croup yang terinfeksi Covid-19 butuh lebih banyak dosis obat dibandingkan bersama anak yang mengalami gejala sama akibat virus lain.
Para peneliti termasuk meminta orang tua mewaspadai bisa saja bahwa anak bergejala croup punya Covid-19. Selain itu orang tua bersama keadaan berikut wajib melakukan tes corona terhadap anak-anak mereka dan anggota keluarga lainnya. Meski begitu, penelitian berikut tetap butuh belajar lebih lanjut untuk menguatkan temuan. Selain itu, belajar belum lewat proses kajian rekan sejawat. Sementara itu, Kementerian Kesehatan RI mendorong partisipasi aktif orang tua untuk mengajak anak-anaknya vaksinasi Covid-19, sehingga anak terlindung berasal dari penularan dan risiko fatal akibat corona. Namun, sementara ini belum tersedia vaksin corona untuk balita.